0 komentar
Prestasi Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya setiap peserta didik
ingin meraih keberhasilan dan kesuksesan dimasa yang akan datang setelah mereka
tamat dari bangku sekolah. Untuk meraih keberhasilan itu maka dibutuhkan evaluasi
dan prestasi yang baik, sebab tanpa adanya evaluasi, tidak akan ada prestasi
atau dengan kata lain, prestasi siswa tidak diketahui secara mudah.
Masalah-masalah rumit yang dialami
oleh peserta didik, seringkali dan bahkan hampir semua sebenarnya berasal dari
sistem yang diterapkan dalam evaluasi. Mereka biasanya selalu dihadapkan pada
ranah kognitif saja, yang dimaksudkan untuk mendapatkan nilai, evaluasi ini
lebih cenderung kepada kuantitatif. Dengan kemampuan berpikir dan menilai,
peserta didik seringkali dinilai dalam bentuk kualitatif yang bersifat
subjektif.
B.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di
atas, maka penulis membatasi
masalah yaitu dengan membahas:
1.
Pengertian prestasi
belajar.
2.
Pengukuran prestasi
belajar.
3.
Faktor yang memengaruhi
prestasi belajar.
4.
Pengertian evaluasi belajar.
5.
Tujuan dan fungsi
evaluasi.
6.
Prinsip-prinsip evaluasi belajar.
7.
Ragam evaluasi.
8.
Syarat dan ragam alat
evaluasi
9.
Macam- macam evaluasi belajar.
10. Kelebihan dan kelemahan
tes objektif dan essay.
C.
Rumusan
Masalah
Dari penulisan latar belakang makalah ini, penulis ingin mengetahui beberapa
permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1.
Apa yang dimaksud
dengan prestasi belajar?
2.
Bagaimanakah
pengukuran prestasi belajar?
3.
Apa saja faktor yang
memengaruhi prestasi belajar?
4.
Apa yang dimaksud
dengan evaluasi belajar?
5.
Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi?
6.
Apa saja prinsip-prinsip evaluasi belajar?
7.
Apa saja ragam evaluasi?
8.
Bagaimanakah syarat dan ragam alat
evaluasi?
9.
Apa saja macam-macam evaluasi belajar?
10. Apa saja kelebiha dan kelemahan
tes objektif dan eesay?
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
pengertian prestasi belajar.
2.
Untuk mengetahui
pengukuran prestasi belajar.
3.
Untuk mengetahui faktor
yang memengaruhi prestasi belajar.
4.
Untuk mengetahui pengertian
evaluasi.
5.
Untuk mengetahui tujuan
dan fungsi evaluasi.
6.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip
evaluasi belajar.
7.
Untuk mengetahui ragam
evaluasi.
8.
Untuk mengetahui syarat
dan ragam alat evaluasi.
9.
Untuk mengetahui macam-macam evaluasi belajar.
10. Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan tes
objektif dan essay
E.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan
data yaitu dengan mengunakan metode kepustakaan. Dimana pengumpulan
data dilakukan dengan cara mengkaji
dan menelaah data dari buku dan
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi, untuk mengetahui berhasil
tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi, tujuanya untuk
mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008 : 18) prestasi
merupakan hasil belajar yang berasal dari infomasi yang telah diperoleh pada
tahap proses belajar sebelumnya.
Menurut Asep Jihat (2009:1)
belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. sedangkan menurut Sardiman
(1996:22) belajar merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan
sebagainya. Prestasi belajar yang sering disebut juga hasil
belajar yang artinya apa yang telah dicapai oleh suatu siswa setelah melakukan
kegiatan balajar yang mencakup aspek kongnitif, afektif dan psikomotor
(Tohirin, 2005 : 151).
Prestasi siswa dapat diartikan hasil yang diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan
belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar
mengajar. Menurut Hadari Nawawi (1998 :100) Prestasi belajar adalah tingkatan
keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.
Menurut Oemar Hamalik (2003:146) untuk mengetahui
sejauh mana prestasi belajar siswa maka perlu diadakan pengukuran secara :
1.
Penilaian (assessment) adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengukur prestasi belajar (achievement)
siswa sebagai hasil
dari suatu program intruksional.
2.
Pengukuran (measurement) berkenaan
dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk siswa dan atau tingkah laku
siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijelaskan
bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki oleh siswa
dalam menerima, menolak dan menilai informasi – informasi sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran, yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
mengajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan penilaian hasil belajar.
Menurut Slameto (1998 : 56) mengemukakan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tetapi dapat
digolongkan menjadi dua yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Secara rinci
faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Faktor intern meliputi :
1) Faktor
jasmani yang terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh
2) Faktor
psikologi yang terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kelemahan.
b)
Faktor ekstern meliputi :
1)
Faktor keluarga terdiri atas cara
orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.
2)
Faktor sekolah terdiri atas metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, disiplin, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas belajar.
3)
Faktor masyarakat terdiri atas
kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, temen bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat.
Prestasi
belajar atau hasil belajar siswa perlu diketahui oleh siswa yang bersangkutan
guna mengetahui seberapa besar kemajuan yang telah dicapai oleh siswa serta
seberapa baik kualitas dari proses pembelajaran itu sendiri. Prestasi belajar
siswa dapat ketahui melalui proses evaluasi pembelajaran.
Menurut
Muhibbin Syah (2006 : 197) tujuan evaluasi adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui tingkat kemajuan
yang telah diketahui siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu. Sehingga
guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
b.
Untuk
mengetahui posisi atau kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya. posisi yang
dimaksud adalah mutu kemampuan yang dimiliki siswa di kelas jika dibandingkan
dengan teman – temen lainnya.
c.
Untuk mengetahui tingkat usaha yang
dilakukan siswa dalam belajar. Maka dengan evaluasi guru dapat mengetahui usaha
yang dilakukan siswa apakah efisien atau tidak dalam usaha mencapai prestasi.
d.
Untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah mendayagunakan kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki untuk keperluan belajar
dalam usaha mencapai prestasi belajar.
e.
Untuk mengetahui keefektifan metode
mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
2.
Evaluasi Prestasi
Belajar
Definisi
Evaluasi
Ialah penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
Padanan kata evaluasi adalah Assessment yang menurut Tardif (1989) berarti
proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assessment, ada
pula kata lain yang sama arti dan relatif lebih mahsyur dalam dunia pendidikan
yakni kata tes, ujian, dan ulangan.
3.
Tujuan dan Prinsip
Evaluasi Belajar
a.
Tujuan dan Fungsi
Evaluasi
Biasanya evaluasi untuk secara
kuantitatif maupun kualitatif, namun pada hakikatnya hanya cenderung bersifat
kuantitatif, karena penggunaan angka dianggap menentukan kualitas akademik
dianggap nisbi.
I.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tingkat kemampuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun
waktu proses belajar tertentu.
2. Untuk
mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3. Untuk
mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4. Untuk
mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk
keperluan belajar.
5. Untuk
mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses belajar -mengajar.
Berdasarkan UU
Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 ayat 1, evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil peserta
didik secara berkesinambungan.
Evaluasi
bukan hanya saat ulangan, namun pada setiap saat.
II.
Fungsi
Evaluasi
a. Fungsi
administrasi untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor.
b. Fungsi
promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi
diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan adanya
perencanaan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d. Fungsi
BK untuk pasokan siswa yang memerlukan BK.
e. Fungsi
bahan pertimbangan kurikulum, metode dan alat-alat proses belajar-mengajar.
b. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Belajar
Menurut Wiyono dan Tumardi
(2003:8—10), prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut.
1)
Komprehensif
Kegiatan evaluasi pembelajaran
hendaknya dilaksanakan secara komprehensif, artinya mencakup seluruh aspek
pribadi siswa, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Ditinjau dari
pelaksanaannya, kegiatan evaluasi pembelajaran juga harus dilakukan secara
menyeluruh, baik evaluasi proses maupun hasil belajar siswa.
2)
Mengacu pada Tujuan
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran
juga harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan merupakan
kriteria utama yang menentukan arah kegiatan evaluasi. Sasaran kegiatan
evaluasi adalah untuk melihat tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Untuk itu, tujuan pembelajaran merupakan landasan utama yang
dijadikan patokan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
3)
Objektif
Kegiatan evaluasi pembelajaran juga
harus dilaksanakan secara objektif. Artinya, evaluasi yang dilaksanakan memang
benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada. Apabila hasil evaluasi
pembelajaran yang diperoleh siswa tertentu adalah A, maka apabila dievaluasi
oleh pendidik lain juga memperoleh nilai A.
4)
Kooperatif
Dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran, juga harus bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan evaluasi. Pihak-pihak tersebut bisa guru, petugas bimbingan, orang
tua, wali kelas, tenaga administrasi, kepala sekolah, atau bahkan siswa
sendiri.
5)
Kontinuitas
Evaluasi pembelajaran juga harus
dilaksanakan secara terus-menerus atau berkesinambungan selama proses
pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran tidak hanya ditujukan pada
hasil akhir yang dicapai, melainkan harus dilakukan sejak penyusunan rencana
sampai tahap pelaporan akhir, bahkan sampai tindak lanjut. Dengan demikian,
kegiatan evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan
secara kontinu.
6)
Praktis, Ekonomis, dan Mendidik
Prinsip selanjutnya yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran adalah prinsip praktis,
ekonomis, dan bersifat mendidik. Evaluasi pembelajaran yang baik harus mudah
dilaksanakan, rendah biaya, waktu dan tenaga, dan bisa mencapai tujuan secara
optimal. Kegiatan evaluasi pembelajaran juga harus bisa memberikan motivasi
kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
c. Ragam
Evaluasi
1. Pre
test dan post test.
2. Evaluasi
prasyarat.
3. Evaluasi
diagnostik.
4. Evaluasi
formatif.
5. Evaluasi
sumatif.
6. UAN/UN.
d. Syarat
dan Ragam Alat Evaluasi
a. Syarat
Alat Evaluasi
1. Reabilitas.
Tahan uji dan dapat dipercaya, serta
konsisten terhadap hasil.
2. Validasi.
Keabhasan, maksudnya megukur sesuai
dengan konteks pembelajaran (eksakta atau sosial).
b. Ragam
Alat Evaluasi
1. Bentuk
objektif.
a. Tes
benar-salah.
b. Tes
pilihan berganda.
c. Tes
pencocokan (menjodohkan).
d. Tes
isian.
e. Tes
pelengkapan (melengkapi).
2. Bentuk
subjektif.
Biasanya menggunakan
tes essai, yang dianggap lebih memungkinkan untuk penilaian subjektif.
4.
Macam – Macam Evaluasi
Belajar
A. Macam-macam evaluasi berdasarkan tujuan
dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1.
Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi
yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor
penyebabnya.
2.
Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi
yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria
program kegiatan tertentu.
3.
Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi
yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang
sesuai dengan karakteristik siswa.
4.
Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi
yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan
mengajar.
5.
Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi
yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.
B. Macam- macam evaluasi berdasarkan
sasaran :
1.
Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk
mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam
perencanaan.
2.
Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk
mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai
tujuan.
3.
Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk
melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4.
Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk
melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.
5.
Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk
melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun
ke masyarakat.
C. Macam-macam evalusi berdasarkan
lingkup kegiatan pembelajaran :
1.
Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap
tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar,
aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2.
Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian
antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang
di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3.
Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek
kognitif, afektif, psikomotorik. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi.
D. Berdasarkan objek :
1.
Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan
kepribadian, sikap, keyakinan.
2.
Evaluasi tnsformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur
transformasi proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-lain.
3.
Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang
mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
E. Berdasarkan subjek :
1.
Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang
dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2.
Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang
luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
5. Kelebihan
dan Kelemahan Test Objektif dan Essay
A.
Test Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto, 2003:164).
Tes
objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat
cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang muntut proses mental yang
tidak begitu tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal
kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
a. Kelebihan Test Objektif yaitu:
1. Untuk menjawab test objektif tidak banyak
memakai waktu.
2. Reabilitasnya lebih tinggi kalau di
bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat objektif.
3. Pemberian nilai dan cara menilai
test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari
pada si pemberi nilai.
4. Objektif test tidak memperdulikan
penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
5. Validity test objektif lebih tinggi
dari essay test, karena samplingnya lebih luas.
b. Kelemahan Test Objektif yaitu :
1. Murid sering menerka-nerka dalam
memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
2. Memang test sampling yang diajukan
kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relative
singkat untuk menjawabnya.
3. Tidak biasa mengajak murid untuk
berpikir taraf tinggi.
4. Banyak memakan biaya, karena
lembaran item- item test harus sebanyak jumlah pengikut test.
Tes objektif ini terdiri dariberbagai macam bentuk,
antara lain ;
1. SALAH-
BENAR atau True- False (T- F)
Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen.
Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang
salah.
a. Kelebihan S - B yaitu :
1. Soal ini baik untuk hasil- hasil,
dimana hanya ada dua alternative jawaban.
2. Tuntutan kurang ditekankan pada
kemampuan baca.
3. Tidak begitu sulit menentukan
jawaban pengecoh.
4. Pembuatan soal relative lebih mudah
karena hanya mengarah pada 2 option jawaban.
5. Tidak perlu membuat jawaban
pengecoh.
6. Soal tidak menggunakan pernyataan
yang berarti ganda/lebih.
7. Soal tidak bergantung pada jawaban
soal lain.
8. Soal terhindar dari pernyataan yang
tidak perlu.
9. Tidak membosankan siswa karena
pilihan jawaban sedikit.
10. Tepat untuk mengukur kemampuan
kognitif (ingatan).
11. Sejumlah soal relative dapat dijawab
dalam tipe test secara berkala.
12. Penilaian mudah, objektif dan dapat
dipercaya.
b. Kelemahan S - B yaitu :
1.
Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas
dari maksud ganda.
2. Jawaban soal tidak memberikan bukti
bahwa siswa mengetahui dengan baik.
3. Tidak bisa untuk mengukur kemampuan
analisa.
4. Kurang cocok untuk soal hitungan.
5. Soal kurang bervariasi.
6. Tidak ada informasi diagnostic dari
jawaban yang salah.
7. Memungkinkan dan mendorong siswa
untuk menerka-nerka.
2. PILIHAN
BERGANDA atau Multiple Choise ( M- Ch)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/
pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih
satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan. Tes pilihan
ganda adalah bentuk test yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling
tepat.
a. Kelebihan Pilihan Berganda yaitu:
1.
Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat
diukur.
2. Terstruktur dan petunjuknya jelas.
3. Alternatif jawaban yang salah dapat
memberikan informasi diagnostik.
4. Tidak dimungkinkan untuk menerka
jawaban.
5. Dapat diaplikasikan dengan komputer
baik penampilan soal dan perhitungan nilainya, interaktif.
6. Dapat menggunakan rumus singkat.
7. Semua indikator dapat terwakili.
8. Pokok soal dirumuskan dengan
singkat, jelas dan tegas.
9. Materi yang ditanyakan jelas arahnya.
10. Soal tidak bergantung pada jawaban
soal sebelumnya.
11. Penilaian mudah, objektif dan dapat
dipercaya.
b. Kelemahan Pilihan Berganda yaitu:
1. Menyusunnya membutuhkan waktu yang
lama.
2. Sulit menemukan pengacau.
3. Kurang efektif mengukur beberapa
tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
4. Kurang menggambarkan sebuah proses
5. Tingkat kemampuan yang terukur
sangat terbatas
6. Jumlah soal harus banyak agar dapat
mewakili semua materi yang telah dipelajari
7. Nilai dapat dipengaruhi dengan
kemampuan baca.
3. ISIAN atau
Completion
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi
titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan
pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang
benar.
a. Kelebihan Isian atau Completion
yaitu :
1. Sangat mudah dalam penyusunannya.
2. Lebih menghemat tempat ( menghemat
kertas ).
3. Persyaratan komprehensif dapat
dipenuhi oleh test model ini.
4. Digunakan untuk mengukur berbagai
taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan
saja.
b. Kelemahan Isian atau Completion
yaitu :
1. Lebih cenderung mengungkap daya
ingat atau aspek hafalan saja.
2. Butir- butir item dari test model
ini kurang relevan untuk diajukan.
3. Tester kurang berhati-hati dalam
menyusun kalimat dalam soal.
4. JAWABAN
SINGKAT atau SHORT ANSWER
Bentuk tes jawaban singkat ini menghendaki jawaban dengan
kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal
bentuk jawaban singkat biasanya dekemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan
kata lain, item tersebut berupa suatu kelimat bertanya yang dapat dijawab
dengan singkat.
a. Kelebihan Jawaban Singkat yaitu :
1. Mudah dalam perbuatan
2. Kemungknan menebak jawaban sangat
sulit
3. Cocok untuk soal- soal hitungan
4. Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur
secara luas.
b. Kelemahan Jawaban Singkat yaitu:
1. Sulit menyusun kata- kata yang
jawabannya hanya satu.
2. Tidak cocok untuk mengukur hasil-
hasil belajar yang komplek.
3. Penilaian menjemukan da memerlukan
waktu banyak.
5. MENJODOHKAN
atau MATCHING
Soal menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda.
Perbedaanya adalah pilihan ganda terdiri atas item dan option, kemudian testi
tinggal memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan
terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada
dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri menunjukan kumpulan soal, dan kolom
sebelah kanan menunjukan kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban harus
dibuat lebih banyak daripada soal.
a. Kelebihan Menjodohkan yaitu:
1. Suatu bentuk yang efisien diberikan
dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.
2. Waktu membaca dan merespon relative
singkat.
3. Mudah untuk dibuat.
4. Mudah dalam pengoreksian.
5. Memudahkan siswa menjawab soal
karena jawaban sudah tersedia.
6. Praktis penggunaaannya.
7. Mudah penulisan soalnya.
8. Dapat memotivasi daya ingat siswa.
9. Tidak diperlukan pengecoh yang
banyak.
10. Penilaian mudah, objektif dan dapat
dipercaya.
b. Kelemahan Menjodohkan yaitu:
1. Materi soal dibatasi oleh faktor ingatan/
pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan
yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
2. Sulit menyusun soal yang mengandung
sejumlah respon yang homogen.
3. Terlalu banyak jawaban yang harus
dipilih.
4. Sulit mencari pasangan-pasangan yang
relevan dengan soal.
5. Hanya mengukur materi yang bersifat
hapalan/recall.
6. Bila yang belum terjawab tinggal
sedikit dapat ditebak.
7. Siswa tidak bisa memecahkan masalah
yang lebih sulit.
8. Tidak melatih anak untuk berfikir
kritis.
9. Pengecoh jawaban tidak bervariasi.
10. Tidak dapat mengembangkan daya fikir
siswa.
11. Memungkinkan siswa menjawab
berspekulasi/untung-untungan.
12. Mudah terpengaruh dengan petunjuk
yang tidak relevan.
B. TEST
ESSAY
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan
terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap
pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat
dalam bahasa sendiri.
Subino, (1987:2) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat
kebebasan jawaban yang dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal
dalam ini dapat dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas. Butir-butir
soal dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi, baik isi maupun bentuk
jawaban; sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung tidak membatasi,
baik isi maupun jawaban.
Tes uraian merupakan tes yang tertua, namun bentuk ini masih
digunakan secara luas di Amerika Serikat hingga kini, bahkan merupakan bentuk
soal yang yang juga masih digunakan secara luas di bagian-bagian dunia lainnya.
a. Kelebihan Test Essay yaitu:
1. Peserta didik dapat
mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.
2. Murid tidak dapat menerka- nerka
jawaban soal.
3. Test ini sangat cocok untuk mengukur
dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur
dengan mempergunakan test objektif.
4. Derajat ketepatan dan kebenaran murid dapat
dilihat dari kalimat- kalimatnya.
5. Jawaban diungkapakan dalam kata-
kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat digunakan untuk melatih
penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan cepat.
6. Test ini digunakan dapat melatih
peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, dan Sukar
dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga dapat mengungkapkan satu
hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.
b. Kelemahan Test Essay yaitu:
1. Sukar dinilai secara tepat.
2. Bahan yang diukur terlalu sedikit,
sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap keseluruhan
kurikulum.
3. Sulit mendapatkan soal yang memiliki
standar nasional maupun internasional.
4. Membutuhkan waktu memeriksa
hasilnya.
6.
Ayat dan Hadits yang menerangkan tentang prestasi belajar.
a. Rasulullah saw. bersabda,
“Siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan
baginya jalan menuju surga. Para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada
penuntut ilmu sebagai ungkapan rasa senang terhadap mereka. Dan seorang yang
berilmu pengetahuan akan dimintakan istighfar baginya oleh para makhluk yang
ada dilangit dan yang ada dibumi, hingga ikan paus di air. Keutamaan seorang
yang berilmu pengetahuan dengan seorang yang ahli ibadah, adalah seperti
keutamaan bulan dibandingkan planet-planet yang lain. Para ulama adalah pewaris
para nabi. Dan para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tapi mewarisi
ilmu. Maka siapa yang mengambil ilmu itu, niscaya ia telah mendapatkan
keberuntungan yang besar.”(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
b. Tujuan yang paling tinggi bagi
pendidik dan pelajar muslim adalah mendirikan agama Allah diatas muka bumi ini,
dan bekerja dengan ikhlas bagi-Nya semata. Sesuai dengan firman Allah swt.,
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam,”(al-An’aam: 162)
Ini adalah tujuan yang mulia yang tak mungkin terwujud
kecuali melalui pelajar yang religius, berprestasi, dan disertai komposisi ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dan terpuji serta dengan didukung oleh
fasilitas-fasilitas material yang diperlukanya. Bukan semata dengan semangat
fanatik, emosi, dan perasaan saja.
Didapati dengan yakin bahwa prestasi ilmiah (keberhasilan studi) mempunyai
beberapa unsur, diantaranya adalah : religiusitas yang aktif, belajar yang
tekun dan pandai menggunakan perangkat-perangkat belajar dan
fasilitas-fasilitas pendidikan modern.
Melalui prestasi ilmiah akan dihasikan pemimpin di berbagai bidang yang berbeda
yang membantu mendirikan agama Allah yang benar dan mendakwahkan agama itu
kepada manusia. Kaum muslimin tidak mengalami keterlambatan menjadi guru dunia
dalam bidang ilmu pengetahuan kecuali karena mereka meremehkan masalah
berpegang pada nilai-nilai akhlak islam dan tidak menerapkan syariat Allah.
Mereka telah terbelakang dalam segala hal, kemudian mereka menisbatkan islam
sebagai faktor penyebab kemunduran. Padahal, pada hakikatnya ketika mereka
menjauh dari islam maka mereka menjadi terbelakang.
Rasulullah saw. Bersabda:
“Allah mencintai seseorang yang apabila ia mengerjakan suatu pekerjaan maka ia
mengerjakanya dengan sempurna.”(HR. Baihaqi)
c.
Kurangi rasa takutmu pada ujian, pertajam semangatmu
bertawakallah kepada Allah, perbanyak zikir kepada Allah sekaligus berdo’a ,
semua ini merupakan diantara faktor kesuksesan didalam ujian. Allah berfirman :
“ Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai.”(QS. Al-A’raaf: 205)
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi belajar ialah penilaian
terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program, yang bertujuan untuk mengetahui tigkat kemampuan siswa. Syarat
alat evaluasi harus reliable dan validable. Sedangkan ragam alat evaluasi
haruslah bersifat objektif (kuantitatif) dan subjektif (kualitatif).
Prestasi siswa dapat diartikan hasil yang diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan
belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar
mengajar. Pengukurannya ada dua, yakni assessment
dan measurement. Serta
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ialah faktor intern (personal)
dan faktor extern (lingkungan).
DAFTAR
PUSTAKA
Asep Jihad dan Abdul Haris. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta :
Multi Pressindo
Wiyono,
Bambang Budi, dan Tumardi. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Malang: Elang
Mas.
Nawawi
,Hadari. (1998). Administrasi sekolah. Jakarta : Galio Indonesia
Hamalik, Oemar. (1995). Metode Belajar Dan
Kesulitan - Kesulitan Belajar.
Bandung : Tarsito
Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Grafindo.
Slameto
(1998). Belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Syah
, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan.Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya
Tardif,
Richard.1987. The Penguin Macquarie
Dictionary of Australian Education. Australia: Ringwood Victoria: Penguin
Books Ltd.
Tohirin
(2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo