This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Sepucuk Ilmu tentang Psikologi Pendidikan

23
April

 

A.                Psikologi Pendidikan

 Menurut Glover dan Ronning (dalam Elliot, 2000) Psikologi Pendidikan adalah penerapan psikologi dan metode-metode psikologi untuk studi perkembangan, belajar, motivasi belajar, pengajaran, assessment, dan aspek-aspek psikologis lainnya yang berkaitan dengan isu-isu yang berpengaruh dan berinteraksi dengan proses belajar dan pembelajaran. Berdasarkan pemaparan oleh Glover dan Ronning saya dapat menjelaskan bahwa psikologi pendidikan lebih mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Hal ini sangat penting agar kita dapat mengetahui cara pengajaran dan pembelajaran apa yang baik untuk peserta didik agar nantinya mampu mencapai tujuan dalam pendidikan. Selain itu tidak hanya mempelajari pengajaran dan pembelajaran tetapi psikologi pendidikan juga mempelajari psikologis peserta didik dan memberikan motivasi belajar agar minat pada peserta didik dalam proses pembelajaran semakin meningkat.

Dalam mempelajari psikologi pendidikan tidak hanya bermanfaat untuk mengajar,tetapi juga bermanfaat dalam pembelajaran dan penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar :

1.      Untuk mempelajari situasi dalam proses pembelajaran:

a.       Memahami perbedaan individu (peserta didik).

b.      Penciptaan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas.

c.       Pemilihan strategi dan metode pembelajaran.

d.      Memberi bimbingan kepada peserta didik.

e.       Mengevaluasi hasil pembelajaran.

2.      Untuk penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar :

a.       Menetapkan tujuan pembelajaran.

b.      Penggunaan media pembelajaran.

c.       Penyusunan jadwal pelajaran.

Dalam psikologi pendidikan, metode yang dapat  memudahkan kita dalam mempelajarinya yaitu sebagai berikut :

1.      Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan eksperimenter dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu lainnya. Teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan data yang akan diangkat, misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika sedang membaca, alat utama yang biasa dipakai adalah computer dengan berbagai programnya seperti program cognitive psychology test, metode ini biasanya sebagai pilihan utama terutama dalam riset-riset. Dalam penelitian eksperimental objek yang akan diteliti dibagi menjadi dua kelompok, yakni:

a.       Kelompok percobaan (eksperimental group).

b.      Kelompok pembanding (control group). Kedua kelompok pada akhir riset hasilnya akan dibandingkan lalu dianalisis, ditafsirkan, dan disimpulkan dengan teknik statistik tertentu. 

2.      Metode Kuesioner.

Metode kuesioner lazim juga disebut metode surat-menyurat. Kuesioner disebut “mail survey” karena pelaksanaan penyebaran dan pengembaliannya sering dikirimkan ke dan dari responden melalui jasa pos, selain lebih hemat biaya dan juga lebih banyak unit yang bisa dijangkau. Sebelum kuisioner disebarkan kepada koresponden yang sesungguhnya, seorang peneliti psikologi biasanya melakukan uji coba. Dengan menggunakan sampel yang sama dengan calon koresponden yang sesungguhnya. Tujuannya memastikan apakah pertanyaan cukup jelas dan relevan untuk dijawab, dan masukan yang bermanfaat. Contoh data yang dapat dihimpun dengan cara penyebaran adalah sebagai berikut:

1. Karakterisitik pribadi.

2. Latar belakang pribadi, dll. 

3.      Metode Studi khusus

Studi kasus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain dipakai oleh para peneliti psikologi pendidikan, juga sering dipakai oleh peneliti ilmu-ilmu sosial lainnya karena lebih memungkinkan peneliti melakukan investigasi (penyelidikan dengan mencatat fakta) dan penafsiran yang lebih meluas dan mendalam. Alat yang dipakai juga bermacam-macam terutama yang dapat mengungkapkan variable yang sukar disimpulkan dalam satuan tertentu, penyelidikan disini dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan mengikuti perkembangan objek yang kita teliti.

4.      Metode Penyelidikan Klinis

Pada mulanya, metode penyelidikan klinis hanya digunakan oleh para psikiater. Dalam metode ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-cara memberikan perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut.

Orang yang pertama kali memanfaatkan metode ini adalah jean piaget dalam bidang pendidikan, piaget sering menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data dengan cara yang unik yakni interaksi semu alamiah, (quasi-natural) anatara peneliti dengan objek penelitian (Reber, 1988). Metode ini biasa digunakan bagi anak yang mengalami penyimpangan psikologi dan prilaku. Oleh karena itu penggunaan sarana dan alat-alat yang digunakan harus memperhatikan batas kesanggupan siswa, dengan tetap menjaga ketelitian.

Sasaran metode ini adalah adalah memastikan sebab timbulnya ketidak normalan perilaku seseorang siswa atau sekelompok kecil siswa. Kemudian berdasarkan kepastian factor penyebab itu penelitian berupaya memilih dan menentukan cara yang tepat mengatasi penyimpangan tersebut.

5.      Metode Observasi Naturalistik 

Metode observasi naturalistik adalah sejenis observasi yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada di luar objek yang diteliti atau tidak menampakkan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian. Pada awalanya metode ini banyak digunakan dalam penelitian hewan untuk mempelajari tingkah lakunya, kemudian metode ini digunakan untuk meneliti peran kepemimpinan dalam sebuah masyarakat atau untuk meneliti sekelompok orang yang memerlukan terapi, yang bersifat kemasyarakatan.

B.                 Pertumbuhan dan Perkembangan

Hal yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan adalah dapat mengetahui aspek-aspek perkembangan pada diri kita maupun orang lain seperti:

1.      Perkembangan fisik meliputi berat badan dan tinggi badan.

2.      Perkembangan kognitif.

3.      Perkembangan sosial – emosional.

Selain itu kita dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada diri kita. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada diri kita seperti :

1.      Faktor yang kita bawa sejak lahir.

2.      Faktor lingkungan dimana kita tinggal dan melakukan interaksi dengan orang lain.

3.      Faktor bakat yang dapat berkembang pada lingkungan yang tepat.

Dari hal tersebut diatas, banyak fase dan keadaan yang harus kita teliti agar kita mendapatkan hasil maksimal sehingga wawasan serta pengetahuan kita dalam hal pertumbuhan dan perkembangan  bertambah jauh lebih banyak.

Di dalam al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang menggambarkan proses perkembangan  manusia secara bertahap: mulai dari sel-sel pembawa genetika, berubah menjadi janin (fetus), lahir, tumbuh sebagai manusia dewasa dan mengalami kematian. Dua diantaranya Surat Al-Mu’minun:12-16 merinci dengan jelas pertumbuhan dan perkembangan manusia pranatal yaitu: (1) Fase nuthfah (tetesan sperma, spermatozoa. (2) Fase 'alaqoh atau fase gumpalan darah atau yang melekat pada dinding uterus atau Rahim. (3) Fase mudhghah (gumpalan daging). (4) Fase terbentuknya tulang ('idzam) yang terbalut oleh daging, jaringan, dan otot. (5) Fase janin dalam bentuk sempurna.

Artinya : “Dan sesunggunya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang Paling Baik.. kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu sekalian akan mati”. (QS. Al-Mu’minun : 12-16).

Dan ayat Al-Hajj ayat 5 menjelaskan fase perkembangan manusia pascanatal ,yaitu: (1) Fase bayi dan anak-anak (thifl) yaitu  masa sejak persalinan hingga menjadi anak-anak yang mulai beranjak remaja, (2) Fase baligh hingga dewasa (litablughu asyuddakum), yaitu masa ketika perubahan mendasar dalam kehidupan terjadi. Pada wanita ditandai dengan haid (menstruasi) dan pada pria berupa ihtilam (mimpi basah, mimpi- dewasa). Dari segi mental, pada usia ini dianggap telah mampu bertanggungjawab sehingga tonggak taklif dimulai dari sini, (3) Fase lanjut usia yaitu fase ketika melewati masa puncak kekuatan fisik lalu menurun kembali menjadi tidak berdaya.

"Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim, menurut kehendak kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air hujan di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah".
(Q.S. Al-Hajj: 5)

Dalam pertumbuhan dan perkembangan individu disetiap fasenya ada proses yang sistematik, progresif dan berkesinambungan. Allah menjelaskan bagaimana proses individu tumbuh dan berkembang menjalani fase demi fase kehidupannya sebagaimana dalam firman Allah (QS. Al-Mu'min (40):67).

Artinya : “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya)”. (QS.Al-Mu'min : 67).

Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologis. Di dalam al-Quran juga  menjelaskan  gambaran penciptaan manusia secara detail dan perkembangan  manusia  pada fase yang berbeda. 

C.                Teori Belajar

Salah satu tokoh yang mengemukakan pandangannya tentang teori belajar adalah  Habermas, ia adalah tokoh teori belajar humanistik. Menurutnya, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangannya yang demikian, ia membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu belajar teknis (technical learning), belajar praktis (practical learning), dan belajar emansipatoris (emancypatory learning).  Masing-masing tipe memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a.       Belajar teknis (technical learning)
Yang dimaksud belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari agar mereka dapat menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu alam atau sains amat dipentingkan dalam belajar teknis.

b.      Belajar praktis (practical learning)
Sedangkan yang dimaksud belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. Kegiatan belajar ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antar sesama manusia. Untuk itu bidang-bidang ilmu yang berhubungan dengan sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi, dan semacamnya, amat diperlukan. Mereka percaya bahwa pemahaman dan keterampilan seseorang dalam mengelola lingkungan alamnya tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, interaksi yang benar antara individu dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari kaitan atau relevansinya dengan kepentingan manusia.

c.       Belajar emansipatoris (emancypatory learning)
Lain halnya dengan belajar emansipatoris. Belajar emansipatoris menekanan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau informasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian maka dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultural tersebut. Untuk itu, ilmu-ilmu yang berhubungan dengan budaya dan bahasa amat diperlukan. Pemahaman dan kesadaran terhadap transformasi kultural inilah yang oleh Habermas dianggap sebagai tahap belajar yang paling tinggi, sebab transformasi kultural adalah tujuan pendidikan paling tinggi.

Teori belajar menurut Habermas ini sangat jelas bahwa teori ini tidak hanya dapat diterapkan dalam bidang sains saja, tetapi juga dapat diterapkan dalam ilmu lainnya seperti ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi, budaya, bahasa dan lain sebagainya.

Teori belajar humanistik adalah teori belajar yang mengharapkan peserta didik dapat memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negative dan tujuan dari pembelajaran ini adalah lebih kepada proses belajarnya dari pada hasil belajarnya.

 

Menurut saya, teori belajar humanistik pantas diterapkan dalam jurusan pendidikan fisika karena teori belajar ini lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Hal ini karena dalam dunia pendidikan fisika banyak eksperimen yang mengaplikasikan langsung teori-teori fisika yang kami pelajari kedalam kehidupan kami. Jadi bukan hanya teori dan materi saja yang kami pelajar, tetapi kami pun melakukan eksperimen langsung dan melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran teori dan hukum-hukum dalam fisika. Hal inilah yang menjadikan teori humanistik pantas diterapkan dalam jurusan saya karena lebih menekankan pada proses belajarnya bukan hasil belajarnya. Contohnya yaitu ketika saya melakukan suatu percobaan tentang kelistrikan dan kemagnetan awalnya saya tidak mengetahui manfaat dan aplikasi apa yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari dalam kelistrikan dan kemagnetan tersebut. Tetapi setelah saya melakukan percobaan, ternyata pemanfaatan dari kelistrikan dan kemagnetan jika di aplikasikan dalam kehidupan kita mempunyai manfaat yang sangat besar. Saya bisa melihat dan membuat aplikasi tersebut secara langsung yang tentunya bermanfaat untk kehidupan sehari-hari seperti arus listrik yang dapat dihasilkan melalui induksi magnetik. Dalam hal ini kita dapat mengaplikasikannya pada pembangkit listrik. Untuk dapat mengaplikasikan hal ini kita perlu mempelajari lebih lanjut dan lebih dalam tentang kelistrikan dan kemagnetan. Untuk mempelajarinya kita memerlukan proses agar dapat membuat aplikasi ini. Oleh karena itu, teori humanistik lah yang pantas diterapkan dalam jurusan saya.

Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menyatakan bahwa interaksi antara stimulus-respon, dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar. Ciri-ciri guru yang beraliran behavioristik yaitu :

a.                   Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, materi disampaikan secara utuh oleh guru tersebut.

b.                  Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh.

c.                   Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.

d.                  Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

e.                   Kesalahan harus segera diperbaiki.

f.                   Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.

g.                  Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.

Teori belajar humanisme adalah teori belajar yang lebih menekan kan pada proses belajarnya daripada hasil belajarnya. Ciri-ciri guru yang beraliran humanisme yaitu:

a.                   Guru berperan sebagai fasilitator bagi para peserta didik dan memberikan motivasi dan kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan.

b.                  Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

c.                   Guru memberikan kebebasan bagi para peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing.

Belajar dalam pandangan Islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap saat manusia tak pernah lepas dari aktivitas belajar. Keunggulan suatu umat manusia atau bangsa juga akan sangat tergantung kepada seberapa banyak mereka menggunakan rasio, anugerah Tuhan untuk belajar dan memahami ayat-ayat Allah SWT. Hingga dalam Al-Qur’an dinyatakan Tuhan akan mengangkat derajat orang yang berilmu ke derajat yang luhur (QS. Al- Mujadilah: 11). 

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujadilah : 11).

 

 

D.                Intelegensi

Intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu. Dalam hal ini intelegensi dominan yang saya miliki adalah intelegensi logic smart. Logic smart (kecerdasan logis) didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kemampuan ini, meliputi kemampuan menyelasaikan masalah, mengembangkan masalah, dan menciptakan sesuatu dengan angka dan penalaran, cerdas secara matematis-logis berarti cerdas angka dan cerdas dalam hukum logika berpikir penalaran (Amstrong, dalam Musfiroh, 2008:3 ). Beberapa langkah untuk mengembangkan logic smart sebagai berikut ( Prasetyo & Andriani.2009: 52):

a.       Sering berlatih berfikir secara logis baik induktif maupun deduktif.

b.      Jangan alergi terhadap matematika.

c.       Belajar untuk mengenali pola tertentu.

d.      Berlatihlah menjadi seorang problem solver.

Pada umumnya setiap orang mempunyai minat yang sangat besar terhadap angka. Dimana berbagai bentuk angka sering ditemui di sekitar lingkungan kehidupan kita. Misalnya: mata uang, jam dinding, kalender. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari angka merupakan bagian yang sangat penting ( Siswanto, 2008: 46).

Telah kita ketahui bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna (Q.S. At-Tin: 4). Secara fisik, manusia memiliki struktur tubuh yang sangat sempurna, ditambah lagi dengan pemberian akal, maka ia adalah makhluk jasadiyah dan ruhaniyahAkal yang dianugrahkan kepada manusia memiliki tingkatan kecerdasan yang berbeda-beda.

 

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ


Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

E.                 Motivasi

Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam kaitannya dengan jurusan pendidikan fisika yang saya sedang jalani maka maksud dari motivasi belajar pada jurusan ini adalah dorongan pada diri saya untuk melakukan kegiatan perkuliahan mata pelajaran fisika, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh saya pada mata pelajaran fisika dapat tercapai. Motivasi yang mempengaruhi saya untuk belajar pada jurusan pendidikan fisika yaitu:

1.      Faktor internal : minat, cita-cita, dan kondisi saya sendiri atau learned helplessness yaitu perasaan tak berdaya pada diri seseorang yang menggambarkan kondisi frustasi dan putus asa setelah kegagalan yang terjadi berulang kali, internal locus of control (keyakinan individu atas apa yang terjadi dalam hidupnya) yang disebabkan karena kemampuan diri sendiri.

2.      Faktor eksternal : kecemasan, sikap (penghargaan dan pujian), rasa ingin tahu, eksternal locus of control (keyakinan individu atas apa yang terjadi dalam hidupnya) yang disebabkan karena kemampuan dari luar diri atau lingkungan, peran orang tua, peran pengajar, dan kondisi lingkungan.

 

REFERENSI

- Santrok, John W.2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

- Muhibbin, Syah.2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT.  Remaja Rosdakarya.

- Chalidjah, Hasan.1994. Dimesi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : PT. Al-Ikhlas.

- Marsudi, Saring, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Univesitas Muhammadiyah Surakarta.

- Budiningsih, C. Asri.2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rinika Cipta.

- Darwis. Hude. 2006. Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia di Dalam al- Qur'an. Jakarta: Erlangga

- http://santriuniversitas.blogspot.com/2011/07/metode-psikologi-pendidikan.html

- http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html

- http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html

- http://eriec4sains.blogspot.com/2011/04/teori-belajar-humanisme-dan.html

- http://www.asikbelajar.com/2013/08/pandangan-habermas-terhadap-belajar.html

- http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html

 

0 komentar